Don't miss

Saturday, 13 December 2014

NUTRISI OTAK Yang Murah Meriah-2


By on 12/13/2014 11:27:00 am


Sambungan yang kemarin ini yaks...

Take a Rest
Nah, menginjak usia Sekolah Dasar saya makin Gila Buku. Sampai-sampai penjaga Perpustakaan di Sekolah Saya Jengkel dan gemas dengan perilaku saya yang _maaf_suka Ngutil Buku.
Mbah Latun namanya, sudah Sepuh dan lumayan galak. Beliau Guru kelas Satu sekaligus petinggi Perpustakaan Sekolah. Karena seniornya para dewan Guru, mbah Latun sungguh luar biasa ketat mengawasi makhluk-makhluk imut yang keluar masuk perpustakaan dan meminjam buku.
Syukur pada Tuhan, saya seringkali lolos dari sensor Mbah Latun karena “kepintaran” saya meloloskan diri.

Tapi suatu hari saya kena juga. Waktu itu saya ngutil Buku Tini dan Tono. Buku bagus itu sudah saya incar tiga hari sebelumnya dengan cara menyelipkan buku itu disela buku referensi yang jarang dijamah orang. Ketika lonceng berbunyi, buku Tono dan Tini lolos masuk kedalam ransel saya tapi mata saya sudah tertumbuk lagi ke lain buku.  sebuah buku panjang setebal 1 cm lebih sedikit dengan gambar stupa-stupa indah berjudul Mahabarata. Saya pingiiin sekali ambil itu juga, tapi ransel saya kekecilan. Akhirnya saya cari cara lain dengan mnyembunyikan buku Mahabarata didalam rok merah saya yang mekar.

Saya mulai mengendap-endap dengan cara “mbrangkang” menuju pintu keluar. Saya menyusup kebawah meja biar nggak ketahuan Mbah Latun. Ketika nyaris mencapai pintu keluar saya merassa ada yang menarik Rok saya. Langsung saja saya diem. Nggak nengok, Cuma diem makclep!
                “Diaaaan”...suara Mbah Latun akhirnya sampi ke telinga saya.

Tanpa ekspresi dan hanya masih dalam posisi merangkak menghadap pintu keluar tanpa menengok pun, saya menyahut panggilan Mbah Latun dengan Bahasa jawa halus.
                “Daleeem”

Sekali lagi Mbah Latun Memanggil Nama saya dan saya sekali lagi menjawab dengan jawaban yang sama persis tanpa menoleh.

Lama-kelamaan saking capeknya dengkul ini, saya nyerah juga. Dengan buku Mahabarata masih di dalam Rok yang saya pegangi dengan kedua tangan imut saya. Saya nangis sekenceng-kencengnya.
Setelah Bapak Kepala sekolah datang dan menggendong saya. Saya pun diijinkan membawa buku itu dengan sebelumnya saya ngisi daftar peminjam dulu.

Di kelas Lima kejadian serupa terjadi lagi dan saya telanjur di hapal oleh semua Guru kalau Tukang Ngutil Buku.

Di SMU kemudian Kuliah saya masih terus melanjutkan Kebiasaan  membaca itu. Tapi, episode kutil mengutil sudah sembuh Total. Meski kadang ada juga niat ingin begitu juga. Tapi kan malu udah tua masa ngutil. Kan bisa beli atau pinjam.

Jadilah di masa dewasa saya menjadi pelanggan Perpustakaan baik milik pemerintah maupun non pemerintah.

Dan Alhamdulillah saya kini telah memiliki Perpustakaan Pribadi di Rumah Orangtua saya sasna dengan koleksi Buku lebih dari 1000an judul. Termasuk buku orangtua, adik-adik saya, buku saya sendiri. Semua buku itu dari hasil beli sendiri, dihadiahi orang, menang sayembara dll.

Waktu Itu...Saat Menikah saya pun minta Mahar ke suami saya berupa Buku dan diluluskannya permintaan saya itu dengan Mahar Buku berjumlah 8 Buah dengan harga masing-masing buku diatas 250ribu. #aku nggak malak loh, Pa!

Sewaktu Ngekos, saya pun memiliki Perpustakaan kecil sendiri. Suami saya kurang begitu suka baca jadi saya harus toleran dengan memberinya tempat lebih banyak untuk berekspresi. Kalau saya lebih baik ruangan luas untuk Buku daripada  hanya untuk Tidur.

Terlepas dari semua kisah diatas, hingga detik ini saya paling tidak suka dijuluki “Kutu Buku.”

Entah kenapa.



#VD

Deezna Valeria

I'm An Indonesian Author, Novelist, Memoirist. Live In Jogjakarta

0 comments :