Don't miss

Saturday, 13 December 2014

NUTRISI OTAK Yang Murah Meriah-1


By on 12/13/2014 11:08:00 am



Teman-teman suka, gemar dan hobby membaca?

Saya suka.

LOve to Read
Konon Sejak masih di dalam Rahim Ibu, beliau seringkali  membacakan bacaan untuk saya. Mulai dari  Majalah Anita Cemerlang, Mimbar Agama Islam, berbagai Koran, Novel-novel jadul, dan Apa saja yang bisa di baca.

Hasilnya, setelah saya lahir ke Dunia efek kebiasaan Ibu itu terjadilah.
Kegemaran saya membaca ibarat tali pusat yang menghubungkan saya dengan Ibu.  Sulit dipisahkan meski ujud buku sudah mengenaskan.

Menurut Ibu, Saya lancar membaca saat usia 3,5 tahun. Lebih dulu bisa ngomong daripada berjalan.
Dan di usia tujuh tahun saya bisa menulis sebuah....katakanlah “novel imut” yang saya beri judul Meong Ireng  dalam bahasaa Indonesia diterjemahkan menjadi Kucing Hitam didalam buku Tulis Halus bergaris lima atau enam itu. Melihat tulisan saya yang cekeran ayam. Maklumlah anak masih seumuran itu, dan tulisan saya sudah tergolong bagus meski belum bisa membedakan Huruf besar dan kecil. Ya, saya menulis dengan huruf besar semua dan menabarak garis batas buku.

Didukung oleh profesi Ibu saya yang seorang Guru Sekolah Dasar, saya tidak pernah kehabisan bahan bacaan. Kadang nama-nama muridnya yang berderet rapi di buku absensi pun saya baca keras-keras.

Dan ketika diajak keluar kota, saya paling cerewet membaca dan mengeja baliho dan papan reklame disepanjang jalan. Hal ini membuat Bapak gemas, yang akhirnya jika mengajak saya pergi pasti selalu dibawain bekal makanan sebanyak mungkin biar mulut saya diam. #padahal tetep cerewet meski mulut penuh makanan.

Saat pulang mengajar, Ibu sering membawakan saya buku atau majalah dari Perpustakaan Sekolahnya.
Ada kisah-kisah Nabi, legenda rakyat, trus cerita-cerita klasik seperti seri Enyd Bliton dkk. Saya type pembaca yang mudah bosen. Jadi dibawakan sepuluh majalah kisah nabi, hari itu juga saya selesaikan baca istilah jawanya “Ngedur” supaya besok Pagi majalah itu dikembalikan Ibu dan saya akan dipinjamkan buku lain lagi.

Diluar itu, saya juga memiliki seorang Budhe yang berprofesi sebagai Pembuat Roti yang memiliki tujuh orang anak lelaki. Saya sangat akrab dan dekat dengan sepupu-sepupu saya itu.  ada salah dua diantaranya gemar mengkoleksi majalah Bobo. Tapi kurang terawat. Majalah yang edisi lama dan nggak dibaca kadang dipakai untuk bungkus Roti, atau alas Nampan.
Seminggu dua minggu saya dolan ke Rumah Budhe untuk mengembalikan wadah kue atau Budhe yang kerumah mengantarkan kue untuk Ibu.  Melihat saya yang selalu asik baca dengan suara lantang budhe langsung jatuh hati. Sambil mengelus kepala saya, budhe bilang akan membawakan majalah Bobo nanti.

Selang beberapa minggu Budhe menepati janjinya.
 Saking Murah Hatinya Budhe, beliau merelakan koleksi anaknya diwariskan pada Saya. Soalnya, kakak sepupu saya (namanya Andik) itu kalau habis baca majalah Bobo trus disobekin dibuat kapal-kapalan atau disobek-sobek dijadikan mainan cowok entahlah begitu.
Nah, melihat saya yang doyan baca, budhe saya berinisiatif meloby mas Andik agar merelakan majalah yang sudah selesai dibaca untuk dibaca saya. Awalnya niat mas andik minjemin, tapi karena saya “pinter” ngeles yang berujung pada rasa malas dan nggak rela majalah diambil lagi sama yang punya akhirnya kakak sepupu saya itu hilang ingatan..eh maksudnya Lupa.
Melihat reaksi saya yang agak ngotot dan cenderung memaksa untuk memiliki majalah yang bukan hak saya, budhe yang berlangganan Nova mendaftarkan saya untuk langganan Putera Harapan dengan maksud, nanti bisa di barter dengan Bobo Miliknya Mas Andik. #hahaha

Pada akhirnya, baik Bobo maupun Putera Harapan di tambah Mentari yang dibelikan Bapak semua menjadi hak milik saya yang Sah. Mas Andik sudah naik kelas dan dia sudah bosan dengan Bobonya.
 
The Book is My Soul
Dilimpahi Majalah bertumpuk-tumpuk itu meski sudah kadaluarsa tanggal terbitnya tak membuat saya mati bosan. Saya justru tertarik mengggunting gambar-gambar bagus untuk saya buat kliping. Waktu itu saya belum ngerti hasil gunting menggunting ini namanya kliping. Tapi aktifitas itu nggak bertahan lama sebab Bapak berinisiatif lain.
Majalah BoBo, Putera Harapan dan Mentari di kumpulkan di sesuaikan tanggal terbit kemudian di Bendel Bapak pakai Staples dan Lakban Hitam.

Sampai sekarang Bendelan majalah-majalah itu masih di simpan rapi oleh Ibu dirumah.
Semoga masih awet hingga anak-anakku kelak lahir ke Dunia ini. Ilmu akan terus bersambut dan saling Paut. Semoga.

 bersambung....
















Deezna Valeria

I'm An Indonesian Author, Novelist, Memoirist. Live In Jogjakarta

0 comments :